Oleh: Sonari Pauziah
(Departemen Humas dan Media Gamais 2013)
Tidak bosan bagi saya untuk selalu bercerita sama kawan-kawan mengenai hal positif, baik disini saya akan bercerita tentang “CINTA”, cintanya siapa? Buat siapa? Dari siapa? Sejak kapan? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Kawan, tau gak? Cerita cinta ini dirangkai agar kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal di dalam meraih kebahagian hidup di dunia maupun akhirat. (ihiiy aamiin banged)
Sebagaimana
kita tahu, sangat banyak buku-buku agama bertebaran disana sini, entah itu di
perpustakaan, toko-toko, atau rak-rak buku, mengajarkan kita bagaimana kiat dan
cara kita mencintai Allah. Semuanya berbicara tentang bagaimana cara kita
mencintai Allah, atau bagaimana seorang hamba berusaha untuk mencintai tuhannya
Yang Maha Tinggi? (wow)
Perumpamaan nih Jika ada
seorang rakyat jelata yang menghormati rajanya yang besar dan agung, itu
merupakan hal yang biasa dan tidak aneh! (iya kan?! Iya aja lah) he Tapi coba kita lihat, kalau ada orang yang
derajatnya lebih tinggi mencintai orang yang martabatnya lebih rendah, itu
adalah hal yang langka! (pastinyaa..!!!)
Nah karenanya pada
kesempatan kali ini, perlu disampaikan hal yang agak berbeda barangkali,
yaitu bagaimana Allah mencintai hambanya? Mungkin seseorang bertanya atau
merasa aneh, mungkinkah Allah SWT sebagai tuhan yang maha agung dan tinggi mau
mencintai kita yang hanya sebagai seorang makhluk? Lalu apa sih istimewanya,
kalau Allah mencintai kita?
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a yang artinya :
Rasulullah Saw
bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika
mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai
Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun
mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan
berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka
cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun
mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di
muka bumi ini.” (HR. Bukhari)
Masya
Allah!!
Lihatlah cinta Allah, bagaiamana Allah mengumumkan cintanya kepada sekalian makhluknya?
Menelusuri makna hadis ini… bagaimana Allah mencintai seseorang?
Pernahkah terbesit
dalam hati kita, jika ada salah seorang yang membaca cerita ini termasuk kepada orang-orang yang
dicintai Allah??????
Ketika
Allah SWT mencintai hambanya, Allah yang maha tinggi tidak hanya cukup
mengatakan aku cinta kepada orang ini! Tapi Allah umumkan kepada seluruh
penjuru makhluk-Nya! Apa kata Allah dalam hadis tadi?
“إِنِّي أُحِبُّ
فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ”
“Wahai Jibril, aku mencintai orang ini
maka cintailah dia, lalu jibril pun mengumumkannya kepada seluruh makhluk di
langit!”
فَيَقُولُ (جبريل): إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ.
Maka Jibril pun mengumumkan kepada
seluruh penduduk langit, para malaikat, para nabi, para wali Allah dari
kalangan jin dan manusia, “Sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka
cintai pulalah dia oleh kalian semua! Kemudian orang itu pun menjadi dicintai
segenap makhluk Allah di muka bumi ini.”
Jika
seseorang telah dicintai oleh Allah, maka hidup ini terasa tenang, damai, dan
tentram penuh kasih sayang, perlindungan dan rahmat-Nya Ta’ala. Apa yang
diminta akan diberi, apa yang diinginkan akan terkabul. Segala kebutuhannya
akan dipenuhi, dan diakhirat mendapatkan ridho dan perlindungan-Nya dari siksa
api neraka. (Enak ga’ jadi orang kaya gini? Pasti doong… )
Dalam
sebuah Hadis Qudsi Allah SWT berfirman yang artinya “Orang yang telah menjadi kekasih-Ku,
maka aku akan selalu siap membantunya”
Siapakah
Wali atau kekasih Allah itu? “Ketahuilah sesungguhnya para waliyullah tidak
merasa takut dan sedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu
bertaqwa”. Lalu Allah melanjutkan firman-Nya dalam
Hadis Qudsi tadi, Allah SWT berfirman, yang artinya “Tidak
seorangpun hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling aku
cintai, melainkan dengan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Hambaku adalah
orang yang selalu mengerjakan ibadah-ibadah nawafil (amalan-amalan sunnah)
sehingga aku mencintainya. Ketika aku telah mencintainya, maka akulah yang akan
menjadi telinga yang dia gunakan untuk mendengar, mata yang dia gunakan untuk
melihat, tangan yang dia gunakan untuk memukul, kaki yang dia gunakan untuk
berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, pasti aku berikan, dan jika dia butuh
perlindungan-Ku, pasti aku lindungi.”
Di
saat kita bisa memadukan atau mengerjakan antara amalan-amalan yang wajib dan
sunnah, maka di saat itulah seorang manusia menjadi lebih istimewa di hadapan
Allah SWT. Namun yang perlu untuk selalu kita ingat adalah, bahwa ibadah itu
bukan hanya sebatas kepada Allah, terlebih kepada makhluk-Nya di dlam berbuat
baik. Dan mesti pula harus dilandasi dengan keimanan dan keikhlasan dalam
mengerjakannya. Tanpa keimanan dan keikhlasan, maka semua itu akan hampa, tiada
artinya.
Berkaitan
dengan betapa Allah SWT sangat mencintai kita manusia sebagai hambanya, ada
sebuah hadis yang sering kita dengar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
Abu Hurairah r.a yang artinya:
“Jika telah lewat tengah malam atau sepertiga malam yang akhir, Allah
Yang Maha Mulia dan Agung turun kelangit yang paling rendah (langit dunia),
lalu berkata: Adakah orang yang meminta kepada-Ku saat ini, pasti akan aku
beri, adakah orang yang memohon ampun, pasti aku ampuni, adakah orang yang
bertaubat, pasti aku berikan taubat-Ku, adakah orang yang memerlukan-Ku, pasti
akan aku penuhi.” Dan itu terjadi setiap malam hingga terbit fajar”. (HR.
Bukhari)
Oleh
karena itu, alangkah baiknya jika kita menyembah, tunduk dan patuh kepada Allah
SWT hanya atas dasar cinta kita kepada-Nya, bukan dilandasi oleh rasa takut
atas murka dan siksanya, walaupun hal itu juga tidak buruk. Karena Allah juga
sangat mencintai kita, bahkan dalam banyak ayat Alquran selalu diawali dengan
kasih sayang-Nya
terlebih dahulu.
Rasulullah
SAW bersabda yang artinya :
“Ada
tujuh golongan yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak
ada perlindungan selain perlindungan-Nya: Imam yang adil, pemuda yang rajin
beribadah, seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang
saling mencintai, bertemu dan berpisah hanya karena Allah, seorang laki-laki
yang diajak oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku
takut kepada Allah, seorang yang menyembunyikan sedekahnya tidak ingin dilihat
orang, dan seorang yang mengingat Allah dalam keheningan hingga menitikkan
airmata.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Semoga
kita menjadi golongan orang-orang yang dicintai dan selalu mencintai oleh
Allah..
Karena Allah yang
selalu ada untuk KITA..aamiin
Jangan menambah usia dalam
setiap kehidupan, tugas kita adalah menambah kehidupan di dalam setiap usaha
kita untuk selalu mencintai-Nya.
Posting Komentar