PURWOKERTO, GamaisNews–Lagi, kader Gamais meraih prestasi dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Rabu (4/12). LKTI yang diadakan Universitas Jenderal Soedirman ini mengangkat tema “Mewujudkan World Class Civic University Berbasis Kearifan Lokal Pedesaan”. Terinspirasi dari mendoan hingga menghasilkan karya tulis berjudul “TPS SUDIRMAN (Teknik Penggorengan Siji-Siji Menggunakan Wajan Super Irit dan Aman)”, berhasil menghantarkan Heri Nurdiansyah dan Tri Mulyono meraih juara harapan tiga di ajang ini, mengalahkan 248 karya tulis lainnya dari berbagai universitas di Indonesia.
Heri mengatakan, ide karya tulis ini sebenarnya bukanlah ide yang memang dipersiapkan untuk mengikuti ajang LKTI ini. Ide ini pernah terpikirkan sebelumnya berkaitan dengan keprihatinannya terhadap penggunaan minyak goreng berkali-kali dalam proses penggorengan mendoan. Menurutnya, penggunaan minyak yang berkali-kali ini tidak baik bagi kesehatan.
“Penggorengan yang bagus itu kan penggunaan minyaknya maksimal 4 kali. Kalau kita tahu, biasanya penggunaan minyak (pada penggorengan mendoan) dipakai berkali-kali. Itu kan gak bagus buat kesehatan, kolesterolnya tambah tinggi,” ungkap Heri dalam wawancaranya dengan jurnalis GamaisNews, Ridlo, Senin (9/12). Selain aman, kata Heri, penggunaan teknik ini juga dapat lebih menghemat penggunaan minyak goreng.
Hanya lima belas judul karya tulis yang mendapat kesempatan untuk dipresentasikan di hadapan juri dari total judul karya tulis sebanyak 254 yang masuk dalam seleksi, merupakan persaingan yang sangat ketat. Meski sempat minder ketika melihat presentasi peserta lain dengan ide karya tulis yang dianggap lebih kreatif, namun adanya harapan mereka untuk masuk tiga besar menjadikan mereka tetap optimis. Harapan masuk tiga besar ini membuat mereka perlu mempersiapkan strategi khusus untuk dapat mencapainya yang dianggap berbeda dengan strategi peserta lain. “Ada beberapa ide yang sempat bikin saya nge-down. Tapi itu gak terlalu jadi masalah, wong saya juga punya strategi sendiri,” ungkap Heri. Lanjutnya, “Lakukan yang terbaik aja, gak mementingkan presentasi yang lain.”
Prestasi yang diraih dua kader Gamais ini tentu saja bukan tanpa perjuangan, kurang tidur pun harus mereka jalani. “Kami mencoba membuat miniatatur dari wajannya, dua hari sebelum itu. Kemudian satu hari selanjutnya, membuat PPT sama latihan presentasi sama Tri Mul. Bahkan kami sampai nginep di sekre sampai jam setengah dua untuk buat miniatur wajannya,” tutur Heri. Hanya saja, mereka menyayangkan tentang singkatnya persiapan yang mereka lakukan. Tapi, justru mereka menjadikan hal ini sebagai sebuah pelajaran. Sebagaimana pernyataan Heri selanjutnya, “Mungkin terlalu mepet (persiapannya), pembuatan terlalu mepet. Itu jadi pembelajaran. Jadi mungkin kurang maksimal.”
Melalui prestasi yang diraih ini, ada harapan yang ingin mereka wujudkan bagi Gamais khususnya dan Unsoed umumnya, “Mudah-mudahan ini awal dari prestasi saya bersama temen-temen yang lain di Gamais khususnya dan di Unsoed umumnya untuk meningkatkan prestasi. Mungkin gak papa, dalam artian kita masih gagasan, masih karya tulis ilmiah. Itu kan masih awal, mungkin nantinya bisa diaplikasikan yang sebenar-benarnya.” Dalam lingkup yang lebih luas, mereka juga berharap ide karya tulis mereka ini dapat ditindaklanjuti sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. “Harapannya, (ide dalam karya ini) bisa ditindaklanjuti nyatanya, bisa dikomersilkan, bisa dijual dan bisa dimanfaatkan masyarakat,” pungkasnya. (RDL)
Posting Komentar