Oleh: Dewi Tri S.
(Departemen Humas dan Media Gamais 2014)
Tidak
ada yang tidak penting dalam Islam. Dari bangun tidur kita baca doa, makan kita
baca doa, semua sudah diatur. Apalagi pertanian yang kaitannya dengan kebutuhan
pangan, sandang dan papan manusia.
“Siapa saja yang mempunyai lahan hendaknya diusahakan untuk bertani
dan atau diserahkan ke saudaranya untuk bertani dan jangan disewakan”. (HR Bukhari)
Kebutuhan
kita akan barang elektronik seperti mesin cuci, kulkas, kipas angin dan
semacamnya bisa ditunda. Minggu depan, bulan depan, tahun depan. Tapi kebutuhan
kita akan makan tidak bisa ditunda. Setiap hari kita harus makan. Dalam hadits
shahih disebutkan bahwa,
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad, Thabrani,
Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah )
Pertanian
merupakan media sumber pangan dan bermanfaat untuk orang lain.
Kalau
kita masih berkutat di pertanian, kita juga sedang menanam sumber energi,
devisa pengentas kemiskinan. Selain itu,
pertanian juga berperan sebagai pelestari dan penjaga lingkungan. Kadang kita
terlalu meng-underestimate kemampuan
kita sendiri. Kita negara besar yang sedang berkembang dan akan terus maju.
Kekayaan pertanian kita bagus dan memang diakui dunia. Komoditas tidak terlalu
jelek, misalnya lada putih, sawit, nilam, karet, beras, kakao, lada hitam, kopi
dan teh. Kita sebenarnya bisa swasembada beras, yang kejadian impor ilegal
kemarin hanya permainan segelintir orang untuk kepentingan pribadi maupun
kelompoknya.
Pertanian sebagai Pelajaran bagi Orang Beriman
Keimanan
seseorang diuji dari bagaimana sikapnya dalam menghadapi pengelolaan dan
pengolahan pertanian. Karena semua di dunia ini hanya milik Allah. Apabila
sewaktu-waktu Allah menurunkan musibah maka kita harus tetap beriman kepadaNya,
begitu pula dalam hal apabila Allah menurunkan rezeki pada kita. Karena masih
banyaknya masyarakat yang memiliki kepercayaan takhayul atau mistis dalam
bidang pertanian. Seperti contoh memberikan sesajen agar hasil pertaniannya
meningkat atau lancar. Jangan sampai kita terjerumus kepada hal-hal yang dapat
melemahkan bahkan menghilangkan keimanan kita sebagai Muslim. Salah satu firman
Allah dalam Al-Quran,
“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar,” (Surah Al-Baqarah : 155)
Pertanian sebagai Pekerjaan/Ibadah/Aktivitas yang Mulia
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui” (Surah Al Baqarah : 22)
“(33) Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi
yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya
biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan. (34) Dan Kami jadikan
padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya
beberapa mata air, (35) Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil
usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur.” (Surah Yasin : 33-35)
Pertanian sebagai Perumpamaan yang Baik
Bertani
merupakan ibadah karena dalam bertani pun kita harus selalu berikhtiar,
bertawakal, bersabar, dan bersyukur. Hal tersebut merupakan perumpamaan baik
karena kita harus berikhtiar, yakni berusaha untuk menjaga dan mengolah
pertanian dengan baik agar mendapatkan hasil pertanian yang sesuai dengan
harapan. Berikhtiar saja pun tak cukup, dalam bertani kita pun harus bertawakal
kepada Allah, karena semuan di
dunia ini adalah milik Allah, Allah-lah yang menentukan segalanya, rezeki Allah-lah
yang memberi. Bila Allah berkehendak demikian, maka demikianlah hasilnya.
Tak
luput dalam bertani pun harus bersabar
dan bersyukur. Bersabar karena hasil
pertanian membutuhkan waktu yang panjang, tidak dengan waktu yang kilat
sebagaimana kita memakan makanan yang berasal dari hasil pertanian tersebut.
Dan contoh lainnya bersabar ketika mulai mengolah tanah, kemudian menanam
bibit, lalu merawatnya dengan sepenuh hati. Semua itu memerlukan kesabaran.
Sabar manakala pertanian tersebut diserang hama dan penyakit, maka kita harus
merawatnya dengan lebih intensif. Hama seperti binatang atau pun serangga yang
memakan pertanian kita apabila kita ikhlas, hal itu dapat berupa pahala, karena
sama halnya kita bersedekah untuk para hama itu. Kesabaran sangat diuji
manakala hasil pertanian yang telah dirawat dengan penuh jerih payah tersebut
dicuri sebagian, namun apabila kita ikhlas, maka pahalalah yang kita dapat.
Ikhlas agar hasil curian tersebut sebagai sedekah baginya. Bersyukurlah atas segala
rahmat dan rezeki yang Allah berikan. Karena didalam pertanian banyak ladang
pahalanya. Tanpa pertanian maka kitakan sulit untuk memenuhi kebutuhan seperti
sandang, pangan, dan bahkan papan. Allah pun berfirman dalam kitabnya,
Al-Quran,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang
telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap
(tegak) sedikitpun. (QS Ibrahim : 25-26)
"Tiada seorang Muslim yg bertani/berladang lalu hasil taninya
dimakan burung atau manusia atau binatang melainkan bagi dirinya pahala bersedekah (HR. Bukhari)"
Pertanian sebagai Ilmu dan Teknologi
Perternakan,
perikanan, dan kehutanan pun termasuk kategori pertanian. Dalam mengelolanya
dibutuhkan ilmu pengetahuan. Hal ini agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
Maka, karena itu ilmu pengetahuan penting dalam pertanian. Bahkan Allah pun
menaikkan derajat bagi penuntut ilmu, sebagaimana firman Allah dalam kitab
Al-Quran,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surah Al-Mujadilah Ayat 11)
Pentingnya
menuntut ilmu dalam hadits banyak dijelaskan, contohnya dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
“Rasulullah salallaahu’alayhi wassallaam bersabda: “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah memudahkan jalan baginya menuju syurga.”
Untuk
itu, bersyukurlah wahai anak Adam karena telah ditempatkan Allah di lingkungan
pertanian, ya kampus hijau ini. Manfaatkanlah masamu dengan torehan sejarah
indah untuk kejayaan pertanian Islam.
Posting Komentar