Memang benar, melakukan sesuatu
hal haruslah dipikirkan dan dilakukan dengan cara yang tepat. Agar tak menjadi
malapetaka. Alkisah, siswi SMP yang rajin, ceria dan lemah lembut bernama Mila
beserta sahabatnya Eva bertemu dengan teman laki-lakinya dari kelas 8 D. Mereka
tidak saling kenal, namun Mila dengan sok kenal memanggil dia.
“ Hai Juki…” sapa Ina. Juki hanya
tersenyum sembari melihat kearah Mila yang naik sepeda. Juki memiliki perawakan
yang gemuk, agak “tulalit” dengan gigi yang tonggos.
Tak bemaksud apa-apa selain menjalin
pertemanan, untuk itulah Mila melakukan hal tersebut setiap kali bertemu dengan
Juki, tak berbeda saat ia bertemu dengan
temannya yang lain. Ternyata hal tersebut disalah artikan oleh Juki. Bak orang
yang lagi kasmaran, juki menghujani Mila dengan sms-sms nya yang tanpa spasi,
tulis lengkap tanpa singkatan, apel… Eeeuuh…
“Mila, nanti aku main ke rumah
kamu ya.. bla bla bla“ Ucap Juki sambil naik sepeda membuntuti Mila yang sedang
bersepeda bersama Eva. Siang itu tepat jam 13.30 WIB dimana Mila dan Eva hendak
pulang kerumah. Mila hanya diam tak berani menjawab apa-apa. Takut, gemetar,
sebel merasuki dirinya. Ia tak ingin melihat wajahya, pedal sepedapun dikayuh
dengan secepat-cepatnya, sekencang-kencangnya.
Setelah Juki pergi, Mila tak
hendak pulang kerumah. Ia takut kalau hal itu terjadi. “ Eva, aku kerumah
mbahku ya, aku gak jadi pulang kerumah “ ucap Mila. “Oh,, iya. Tapi nanti ada
drumband, kamu berangkatkan?” Sahut Eva. “Iya nanti kita berangkat bareng
ya..”.
Jam sudah menunjukan angka 15. 00
WIB, saatnya Mila pamit kepada mbahnya dan berangkat ekskul drumband.
“Assalamu’alaikum… “ salam Mila
kepada ibunya yang langsung diruntut dengan cerita mengerikannya. Seumur-umur
baru kali itu ia dikejar-kejar orang. Tak lama ia masuk kerumah, Juki benar-benar
datang bersama temannya.
“Mila-nya lagi pergi, dia tadi
pergi sama temen laki-lakinya.. “ kata ibu Mila kepada juki. Mila hanya
mengintip dari jendela rumah dengan jantung deg-degan. Ia tak berani menemui
Juki. Dengan wajah kecewa, Juki pergi bersama temannya.
Alhamdulillah,, itulah yang Mila
rasakan. Rasanya begitu melegakan ia tak harus menemui Juki. Pasalnya ini
bukanlah kali pertama melainkan kali kedua Juki main kerumh Mila. Mila pun
berangkat drumband dengan was-was, khawatir kalau kejadian tadi berulang
kembali.
Semenjak kejadian itu, Mila takut
kepada Juki. Rasanya tak hendak bertemu, menyapa atau melihat wajahnya. Ia
benar-benar berpura-pura tidak melihat ketika papasan dengan Juki.
Satu hal yang dapat dijadikan
pelajaran adalah respon seseorang terhadap sesuatu hal berbeda-beda. Tak jarang
maksud yang sebenarnya kita inginkan, tidak mampu tersampaikan secara sempurna.
Ekspresikan perasaan atau emosi
kita dengan sebaik-baiknya dan sewajar-wajarnya.
Be a muslimah calm, smart and
friendly…
#Sayyidatina
Fatimah
Departemen Keputerian 2014
Posting Komentar