PURWOKERTO,
GamaisNews—Gamais merupakan unit kegiatan mahasiswa kerohanian Islam Fakultas Pertanian Unsoed. Minggu, 15 juni 2014 menjadi hari sejarah bagi Gamais karena ini kali pertama mengadakan khitanan massal yang luar biasa, acara bisa berjalan dengan maksimal dengan bantuan banyak pihak. Departemen
Syiar Gamais berkolaborasi dengan Lazis Mafaza dalam penyelenggaraan
acara ini. Tema yang diusung yakni “Cinta
Generasi Sholeh dan Sehat melalui Berbagi”, Merupakan wujud syiar dan kepedulian Gamais terhadap bakal generasi penerus dakwah.
Jumlah peserta terdaftar yakni 57 peserta yang berasal dari berbagai desa
sekitar banyumas. Antusias yang tinggi dari warga dan peserta menjadi modal
kami dalam menyelenggarakan acara ini, pendopo PKM pun dipenuhi dengan
kegembiraan dan padatnya kendaraan orang tua atau wali dari peserta yang in
syaa allah berkah dan bermanfaat bagi semua yang terlibat.
Pembukaan acara khitanan dimulai pukul 08.20 WIB di pendopo PKM Unsoed
diisi dengan sambutan-sambutan dan pembacaan ayat suci al-quran serta dilanjut
dengan simbolis pembukaan acara khitanan massal dengan gunting pita oleh
perwakilan Lazis Mafaza yakni Bapak Syarif dengan
bacaan basmallah acara khitanan massal dibuka, diikuti dengan bunyi ambulance dan diringi iring-iringan
peserta dengan mengendarai mobil menuju klinik Mafaza untuk dilanjut acara hiburan dan dikhitan.
Acara yang diarahkan oleh Lasika Fatah sebagai koordinator lapangan
mampu menyulap kawasan Karangwangkal dan Grendeng heboh dan
ramai dengan teriakan semangat dari peserta khitan massal. Menurutnya, ini program perdana Departement Syiar Gamais yang bekerjasama
dengan Lazis Mafaza dalam melejitkan syiar
Islam, maka kami Gamais harus mampu bekerjasama dengan baik dan mengikuti
ritme kerja dari lembaga yang
bersangkutan serta menunjukkan totalitas
kita sebagai kader dakwah.
Peserta khitanan massal menerima fasilitas yang memadai yakni pemberian
baju koko, peci, sarung dan santunan serta pengobatan gratis bagi peserta yang
ingin control setelah khitan. Berbagai ekspresi peserta tergambar
ketika mereka dikhitan dan setelah khitan. Ada yang menangis, ketakutan,
cengengesan, berani dan berbagai ekspresi lainnya hal itu lumrah terjadi.
Selain itu, bagi peserta yang menunggu antrian khitan tidak jenuh karena mereka menikmati
motivasi dan hiburan oleh team acara.
Sang motivator menanyakan cita-cita setiap peserta dan syarat mewujudkannya
yakni,
“Syarat buat bisa
jadi polisi, pilot, guru, bahkan presiden itu satu kuncinya, yaitu harus di? SUNAT
(teriakan peserta khitan dengan menggempalkan tangan keatas). Dan manfaat
dikhitan itu tiada lain agar kita tidak ke?
Kejepit (resleting) dan kalo udah dikhitan itu rasanya? plong.” Ujar mas Ahmad dalam memberikan
motivasinya.
Satu persatu peserta dikhitan hingga pukul 13.30 WIB acara berakhir ditutup oleh
MC. Adapun ungkapan dan harapan
dari salah satu wali peserta,“Alhamdulillah
dengan adanya khitanan massal kami sangat terbantu dalam segalanya, bagi kami
yang kurang mampu terasa lebih ringan, fasilitas yang disediakan sudah memadai. Semoga Lazis Mafaza dan Gamais tetap selalu
bermanfaat dan berbagi bagi umat dan tetap berkarya fisabilillah, serta kami
berharap Gamais dapat berbuat yang lebih baik lagi untuk meningkatkan karyanya
dan mengadakan kegiatan didaerah kami yang
tertinggal yaitu Tanggeran Somagede-Banyumas.” (AY)
Posting Komentar